STOP Pneumonia, Lindungi Anak Kita

“Anak ibu menderita pneumonia.”

Deg. Vonis dokter meluluh-lantakkan jiwaku. Aku terduduk hingga harus dipapah suamiku untuk bangkit. Bagaimana bisa Alisia balitaku yang cantik dan lucu menderita penyakit ini?

Berawal dari batuk berdahak dan demam. Alisia yang ceria tak mau makan. Aku pun meminta izin dari kantor, agar bisa merawat putriku di rumah. Aku pun melakukan home treatment yang biasa kulakukan saat Alisia sakit. Seperti membalurnya dengan vicks, memberi air minum yang cukup. 

Stop Pneumonia pada Anak

Namun, Aku menemukan gejala tak biasa. Saat tidur, Alisia terlihat susah bernafas. Aku pikir, karena hidungnya tersumbat jadi aku balur punggung dan dadanya dengan balsem. Tak lupa, menuangkan minyak kayu putih ke seember air panas dan meletakkannya di pojok ruangan. Tapi, pernafasan Alisia tetap tersengal hingga jadi rewel dan susah tidur. 

Batuknya semakin menjadi, tak lama ia demam dan sesak napas. Aku memeluk Alisia yang panas tinggi, tak lama kemudian, Ia muntah-muntah. Wajahnya kuyu, dan menderita.

Tanpa menunggu lama, aku membangunkan suami dan memutuskan membawa Alisia ke IGD. Setelah dilakukan pemeriksaan pola pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh dan akhirnya ronsen dada dan tes darah. Akhirnya, Pak dokter memperlihatkan hasil ronsen dan memberitahukan kalau Alisia menderita penyakit pneumonia, hal yang sama sekali tak disangka. 

***

Ya, Pneumonia sangat menakutkan. Penyakit ini tak pandang bulu. Ia bisa menyerang siapa saja. Termasuk bayi dan balita. Tak hanya anak-anak yang tinggal di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Kenyataan ini kudapatkan saat mengikuti Webinar yang diadakan oleh Save The Children pada tanggal 12 November 2020 via Zoom. 

Tiga tahun lalu, Saint West putra seleb Hollywood Kim Kardhasian dan Kanye West terkena pneumonia dan sempat kritis hingga dipasang alat bantu pernafasan.

Tahukah kalian, setiap satu menit ada dua anak meninggal karena pneumonia?

Hampir satu juta anak meninggal karena penyakit ini tiap tahun. Menurut Riset kesehatan dasar tahun 2013 pneumonia menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada balita setelah kelahiran prematur. Penyakit covid, stunting dan pneumonia adalah masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia. 

 

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia adalah penyakit infeksi penapasan yang disebabkan oleh kuman, bakteri atau jamur pada satu atau dua belah paru-paru,  kantong paru-paru atau alvioli yang mestinya berisi udara menjadi berisi cairan atau nanah.

Gejalanya, penderita mengalami batuk berdahak berwarna putih atau kehijauan, demam, bernafas cepat, sesak nafas hingga susah bernafas. Karena tak mampu bernafas dengan benar, sel tubuh tak mampu bekerja normal. Selain menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh, kekurangan oksigen bisa menyebabkan kematian.

Ditularkan melalui udara atau droplet, benda yang terkena droplet penderita. Tak jauh berbeda dengan covid19. Sama seperti Covid, pneumonia berkali lipat berbahaya bagi yang rentan. Penyakit ini termasuk penyebab kematian tertinggi untuk anak di negara berkembang. Penyebab kematian utama 20% balita yang sebenarnya dapat dicegah dan diobati.

Stop Pneumonia pada Anak

Save The Children, salah satu lembaga nirlaba telah bekerja sama dengan berbagai pihak mencegah mewabahnya pneumonia ini. Salah satunya dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang pneumonia dan gejala tanda bahayanya. Selain itu, juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mensosialisasikan bahaya Pneumonia. Save the Children menjalankan kampanye terintegrasi sejak 2019. Ada tiga cara penanganan Pneumonia yaitu:

1. Melindungi 

Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan lalu dilanjutkan dengan memberikan MPASI yang bergizi.

2. Mencegah

Memberikan imunisasi lengkap seperti vaksin rubella, campak, dipteria pertusi tetanus, HIB untuk anak. Rajin mencuci tangan, menyediakan sirkulasi udara baik di rumah serta terhindar dari asap rokok.

3. Mengobati

Membawa anak yang sedang sakit ke Puskesmas, dokter dan RS jika anak mengalami batuk berdahak yang berkepanjangan, sesak nafas, dan demam.

Cara Mencegah Pneumonia

Cara utama mencegah penyakit ini adalah menyediakan lingkungan yang sehat bagi balita dan anak, nutrisi yang cukup dan asi eksklusif akan membentuk imun balita. Anak Indonesia berjumlah 79.5 juta yang akan jadi generasi penerus masa depan Indonesia. Bagaimana jika mereka tidak sehat?

Saat ini, Angka stunting pada anak di Indonesia terbilang tinggi yaitu mencapai 27.7% Sedangkan persentase bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan hanya 65%. Mirisnya lagi, rata-rata pemberian ASI eksklusif pada bayi hanya berlangsung selamat tiga bulan dengan berbagai alasan.

Melindungi anak adalah tugas kita bersama. Pemberian gizi yang cukup serta lingkungan sehat adalah tugas bersama, tak hanya ibu. Pemenuhan hak anak harus dijamin semua pihak.

STOP Pneumonia

S untuk ASI eksklusif, MPASI yang cukup serta bayi menyusui hingga usia dua tahun.

T untuk Tuntaskan imunisasi dan beri vitamin A dua kali setahun.

O untuk Observasi anak yang sakit, serta bawa anak ke fasilitas kesehatan jika sakit.

P untuk Pastikan kecukupan gizi anak, hidup bersih sehat dan pantau terus tumbuh kembang anak

 

Awas Bahaya Asap Rokok!

Menurut Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K.), M.Si., Dokter Spesialis Anak, menemukan banyak penyebab anak sakit karena menghirup asap rokok tetangga atau bahkan bapaknya di rumah.

Sebaiknya, Ayah jangan merokok. Asap yang menempel di baju Ayah bisa terhirup bayi. Lebih baik uangnya untuk beli bahan pangan agar gizi anak-anak lebih baik, serta meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan balita dengan upaya ini pneumonia bisa dicegah.

Selain itu, penggunaan kompor tungku, banyaknya debu, pemberian ASI pada bayi hanya sebentar sehingga bayi kurang gizi dan berat badan bayi rendah. Kondisi ini mengakibatkan anak lebih rentan sakit.

Biasakan tidak menciumi bayi. Apalagi, saat kita sedang sakit batuk dan pilek. Saat flu, pakai masker saat menggendong bayi.

Biasakan hidup bersih dan sehat. Pakai masker dan jaga jarak saat keluar rumah. Sepulang bermain di taman anak harus rajin cuci tangan dengan bersih.


Kuncinya Pada Pemberian ASI Eksklusif

Yakinlah akan kandungan ASI. Di dalam ASI ada kandungan gizi lengkap, vitamin, protein serta mineral untuk kekebalan tubuh anak. Cara menyusui benar ada di buku KIA. Buku ini sangat lengkap, berasal dari Jepang diterjemahkan 1993, diakui 13 organisasi profesi kesehatan di Indonesia.

Para ibu sebaiknya mempelajari cara menyusui yang baik saat memberikan ASI eksklusif, cara menyiapkan MPASI dan lainnya sehingga gizi bayi dan balita akan lebih kuat dan terhindar dari pneumonia.

Jangan lupa berikan anak imunisasi lengkap BCG, DPT, sampai usia 18 bulan, campak, serta vaksin tambahan lain seperti influenza, pcv pneumokokus. Segera dilengkapi imunisasi anak jangan menunggu pandemi selesai.

Dokter juga menghimbau posyandu di daerah hijau dan kuning kembali aktif dengan APD dan protokol kesehatan. Selalu mengecek dan mengevaluasi status gizi dan tumbuh kembang anak, jika kurang lakukan intervensi gizi anak.

Selalu perhatikan dan evaluasi perkembangan psikomotor anak misal kemampuan berjalan, bermain dan bicara. Baca KIA. Gunakan aplikasi PRIMAKU untuk panduannya. Beri stimulas yang baik setiap hari dalam suasana gembira sehingga anak akan tumbuh, sehat ceria cerdas dan aktif.

Walaupun banyak penderita dari keluarga kurang sejahtera, tapi semua anak memiliki resiko menderita penyakit ini dari kalangan apapun. Seperti putra kesayangan Kim Kardashian dan Kanye West tadi. Jagalah anak-anak kita. STOP Pneumonia. 

Sumber Foto: Pixabay.com.


Posting Komentar

16 Komentar

  1. Shock banget ya Dedeew.. kebayang banget!
    Anyway alm abang Naufal juga pernah terkena pneumonia, dan itu emang bikin kita semua jantungan!

    Alhamdulillah sembuh dan sehat kembali, tapi karena saat itu adik adiknya masih kecil, memang terpaksa si abang diisolasi di kamar paviliun, eh dia malah seneng sendirian...

    Sehat sehat yaaa adek Alisia!

    BalasHapus
  2. Pneumonia ini ternyata dapat terjadi dari udara, batuk, bersin dan benda2 pribadi. Kadang penyakit pada balita dan anak2 sulit terdeteksi eh tau2 udah terjangkit ya. Pola makan dan gaya hidup penting banget dterapkan dengan baik supaya kita terhindar dari penyakit ini. Vaksin juga kudu komplit semua tentunya.

    BalasHapus
  3. benar sekali mbak, meskipun pneumonia ini penyakit yg berbahaya, tapi bisa dicegah dan diobati ya mbak...
    salah satunya butuh peran dari ayah, ayah tdk boleh merokok

    BalasHapus
  4. Ya Allah serem ya mba pneumonia ini. Aku sering denger anak-anaknya temen kena ini. Kadang sumber bakteri atau virus atau jamurnya itu susah dikendalikan bisa dari mana aja. Aplagi pneumonia ini bisa menularkan ya.

    Aduh sebagai orang tua membuat kita harus peka dengan kesehatan anak kita ya.

    BalasHapus
  5. Ngeri juga ya kalau lihat risiko Pneumonia. Bahkan berbagai kalangan juga bisa kena. Harus waspada banget dengan hal ini, ya

    BalasHapus
  6. Sama dengan covid ya, penlaran dari droplet juga. Duh, berbahaya sekali ternyata penumonia ini apalagi di zaman pandemi seperti sekarang ini. Semoga negara kita bisa segera terbebas dari pneumonia.

    BalasHapus
  7. Wah aku baru tau kalo penumonia juga berkorelasi dengan stunting. Sepakat banget dengan pemberian asi yang cukup, karena asi memang yg terbaik

    BalasHapus
  8. Wah semoga anak keturunan kita selalu sehat, terhindar dari penyakit yang berbahaya. Memang asap rokok sangat berbahaya tapi banyak yang belum menyadari

    BalasHapus
  9. Pneumonia ini serem banget ya Mbak. Kebanyakan balita yang kena karena masih rentan. Dulu anakku juga pernah terkena penyakit yang gejalanya menjurus seperti pneumonia ini. Untungnya bukan.

    Stop rokok ya . Berbahaya sekali buat perokok pasif apalagi masih balita

    BalasHapus
  10. cukup sering dengar Pneumonia ini, tapi belum begitu paham. Jika melihat penyebabnya, bisa jadi Pneumonia ini awalnya dianggap batuk pilek ya Mbak.

    BalasHapus
  11. Sedih banget kalo anak kena pneumonia. Alhamdulillah suamiku ga merokok dan anakku juga ASI Eksklusif. Jadi ga ada yang kena pneumonia.

    BalasHapus
  12. Serem yaa...Pneumonia ini.
    Dan alhamdulillahnya rumah sakitnya jeli dan teliti dalam memeriksa, sehingga bisa ditangani dengan cepat dan gak salah diagnosa.
    Stop Pneumonia pada anak.

    BalasHapus
  13. Setujuuu, asap rokok tuh emang bahaya banget buat anak anak dan harus sebisa mungkin dijauhkan dari anak-anak.. Semoga anak-anak kita semua dijauhkan dari penyakit pneumonia ini ya mak.. Aamiin

    BalasHapus
  14. Sudah banyak anak yang menjadi korban pneumonia ini. Ngeri ya Mbak. Semoga anak-anak kita semua selalu diberi kesehatan.

    BalasHapus
  15. Iya bener, anak dari keluarga manapun bisa tertular pneumonia dan bisa juga bebas. Memang masa-masa awal kehidupan anak ini riskan banget, jadi hak dasar anak seperti ASI, MPASI dan lingkungan yang bersih serta udara segar ini penting banget.

    BalasHapus
  16. lagi-lagi rokok..., sebaiknya emang jangan ada yang merokok lagi dirumah. Atau jika ada tamu jangan pernah sediakan asbak diruang tamu, atau jangan sungkan bilang jangan ngerokok dirumah saya..., masalahnya berat apalagi kalau ada bayi..

    BalasHapus